Kesalahan Pengemudi Pemula
Saraswati Pramita
| 18-12-2025

· Oto Team
Pernahkah Anda melihat pengemudi baru yang ragu setiap kali berbelok, atau tiba-tiba mengerem tanpa alasan yang jelas? Pemandangan seperti ini sangat umum di jalan raya.
Rasa gugup, kurang pengalaman, dan belum menyatu dengan kendaraan sering menjadi penyebabnya. Hampir semua pengemudi pernah berada di fase ini. Kabar baiknya, kesalahan-kesalahan tersebut bisa dicegah sejak dini.
Dengan kesadaran dan kebiasaan sederhana, Kami bisa mengurangi risiko kecelakaan, terhindar dari tilang, dan berkendara dengan lebih tenang. Berikut ini adalah kesalahan paling sering dilakukan pengemudi pemula, lengkap dengan cara praktis untuk menghindarinya. Bacalah sampai akhir karena satu kebiasaan kecil saja bisa membuat perbedaan besar.
Sering Lupa Mengecek Spion dan Titik Buta
Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak mengecek spion dan titik buta saat berpindah jalur atau berbelok. Banyak pengemudi baru hanya fokus ke depan, padahal kendaraan lain bisa datang dari samping atau belakang.
Solusinya adalah membangun rutinitas sederhana. Setiap kali hendak berpindah jalur, biasakan mengecek spion tengah, spion samping, lalu lakukan sedikit menoleh ke samping untuk memastikan titik buta aman. Awalnya memang terasa merepotkan, tetapi lama-kelamaan akan menjadi refleks alami. Kebiasaan kecil ini mampu mengurangi risiko tabrakan samping secara signifikan.
Menginjak Rem atau Gas Secara Mendadak
Rasa gugup sering membuat pengemudi pemula mengerem terlalu keras atau menekan gas secara tiba-tiba. Gerakan mendadak ini bisa mengejutkan pengendara lain dan membuat kendaraan kehilangan kestabilan, terutama di jalan licin.
Latih kontrol pedal di tempat yang aman, seperti area parkir kosong. Fokuslah pada tekanan yang halus dan konsisten. Berkendara dengan lembut tidak hanya meningkatkan keselamatan, tetapi juga membuat perjalanan lebih nyaman dan hemat bahan bakar.
Salah Memperkirakan Jarak
Menilai jarak dengan kendaraan lain, pejalan kaki, atau penghalang memang tidak mudah bagi pemula. Kesalahan ini sering berujung pada terlalu dekat dengan kendaraan depan atau berpindah jalur secara berisiko.
Gunakan aturan dua detik. Pilih satu objek diam di depan, lalu pastikan ada jeda minimal dua detik antara kendaraan Anda dan kendaraan di depan. Teknik sederhana ini memberi waktu reaksi yang cukup dan membantu membangun insting jarak yang lebih akurat.
Tidak Mematuhi Batas Kecepatan dan Rambu
Ada pengemudi baru yang melaju terlalu cepat demi mengikuti arus, ada pula yang terlalu lambat karena takut. Keduanya sama-sama berbahaya. Kecepatan berlebih mengurangi waktu reaksi, sementara terlalu lambat bisa memicu manuver berisiko dari pengendara lain.
Ikuti batas kecepatan yang ditetapkan dan sesuaikan dengan kondisi lalu lintas serta cuaca. Biasakan memindai rambu dan marka jalan sejak jauh hari. Rambu dibuat bukan untuk membatasi, melainkan untuk menjaga keselamatan bersama.
Disiplin Lajur yang Buruk
Berpindah lajur tanpa isyarat atau kendaraan yang terus bergeser dalam jalur adalah ciri kesalahan pemula lainnya. Disiplin lajur berarti menjaga posisi kendaraan tetap di tengah, menggunakan lampu sein, dan bergabung ke jalur lain dengan hati-hati.
Latih fokus pada marka jalan dan nyalakan sein beberapa detik sebelum berbelok atau berpindah lajur. Perilaku yang bisa diprediksi membuat pengendara lain lebih mudah membaca gerakan Anda.
Terlalu Percaya Diri atau Terlalu Ragu
Pengemudi pemula sering berada di dua ekstrem: terlalu hati-hati atau justru terlalu berani. Keraguan bisa membingungkan pengendara lain, sementara kepercayaan diri berlebihan dapat memicu keputusan berisiko.
Kuncinya adalah kepercayaan diri yang seimbang. Kenali kontrol kendaraan, berlatihlah di jalan sepi, lalu tingkatkan tantangan secara bertahap. Pengalaman yang konsisten akan membangun rasa percaya diri yang sehat.
Mengabaikan Kondisi Cuaca
Cuaca hujan, kabut, atau cuaca dingin sangat memengaruhi cara kendaraan bereaksi. Permukaan jalan menjadi licin dan jarak pengereman bertambah.
Kurangi kecepatan, tambah jarak aman, dan gunakan lampu sesuai kebutuhan. Memahami respons kendaraan di berbagai kondisi akan mencegah kepanikan saat situasi berubah.
Lupa Melakukan Pemeriksaan Kendaraan
Tekanan ban yang kurang, wiper aus, atau bahan bakar menipis sering dianggap sepele. Padahal, hal-hal kecil ini bisa memicu masalah serius di jalan.
Biasakan melakukan pemeriksaan rutin pada ban, lampu, rem, dan cairan kendaraan. Deteksi dini jauh lebih aman dibanding menghadapi masalah mendadak.
Mudah Teralihkan Perhatian
Ponsel, musik, atau obrolan bisa mengalihkan fokus dari jalan. Gangguan sekecil apa pun dapat berakibat fatal.
Atur navigasi dan hiburan sebelum berkendara. Tetap fokus ke depan karena beberapa detik saja bisa menentukan keselamatan.
Belajar mengemudi memang memiliki kurva pembelajaran. Namun, kesalahan tidak harus berakhir pada kecelakaan. Dengan kebiasaan yang tepat, Kami bisa tumbuh menjadi pengemudi yang lebih percaya diri, aman, dan sadar. Setiap perjalanan adalah kesempatan untuk belajar. Mulailah dari hal kecil, lakukan secara konsisten, dan nikmati prosesnya. Keahlian sejati lahir dari latihan, satu perjalanan pada satu waktu.